A.
MASA ORDE BARU
Masa orde baru merupakan masa kepemimpinan nasional yang bertekad
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Hal ini bertujuan untuk menegakkan
keadilan dan kebenaran dalam negara Republik Indonesia.
B.
PELAKSANAAN POLITIK
DALAM NEGERI
a. Pembentukan
Kabinet Pembangunan
Kabinet
awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan
tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Ampera yaitu untuk menciptakan
stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan
pembangunan nasional.
Program Kabinet
AMPERA yang disebut Catur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang
sandang dan pangan.
2. Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5
Juli 1968
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif
untuk kepentingan
nasional
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan
kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
b. Pembubaran PKI dan Ormasnya
Suharto
sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan, serta
kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan :
·
Pembubaran PKI
pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya Ketetapan MPRS
No. IX Tahun 1966..
·
Dikeluarkan pula
keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
·
Pada tanggal 8
Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang dianggap terlibat Gerakan
30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul keraguan bahwa mereka tidak hendak
membantu presiden untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
c. Peran Ganda ABRI
Guna
menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi
ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan
Dwifungsi ABRI. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah
tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan
adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan
pengangkatan. Pertimbangan pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator
dan dinamisator.
d. Pemasyarakatan P4
Pada
tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman
untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia
Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam
sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila”
atau biasa dikenal sebagai P4.
Tahun
1978 diselenggarakan penataran P4.Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk
pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang
sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara.
Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang
kuat terhadap pemerintah Orde Baru.
C.
KEHIDUPAN
POLITIK DALAM NEGERI
a. Penyederhanaan Partai Politik
Salah satu ciri
Orde Lama adalah banyaknya partai politik yang tumbuh di Indonesia dan
masing-masing memiliki ideologi sendiri & saling menjatuhkan.Sedangkan,
Orde Baru mengambil kebijakan untuk mengurangi
jumlah partai politik di Indonesia. Dan partai-partai politik yang
hampir sama asas dan kepentingannya diharuskan mengadakan pembaruan (fusi).
b. Menerapkan Demokrasi Pancasila melalui Pemilu
Dalam
orde baru, dilaksanakan Pemilihan Umum yang dilaksanakan 5 tahun sekali
(kecuali th.1971-1977 yang dilaksanakan selang 6 tahun).
Orde
Baru telah melaksanakan 6 kali pemilu, tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997.
Pada
pemilu pertama th. 1971, diikuti oleh 10 peserta ( 9 parpol dan 1 golongan
karya ).Parpol-parpol tersebut diantaranya :IPKI, Murba, Islam Perti, NU,
Katholik, Parkindo, PNI, PSII.Organisasi Golongan Karyanya adalahSekretariat
Bersama Golongan Karya ( Sekber Golkar ).
Akan
tetapi, dalam pemilu selanjutnya hanya diikuti oleh 2 parpol ( PPP dan PDI )
dan 1 golongan karya.Disebabkan adanya penyederhanaan parpol oleh pemerintah
Orde Baru.Pada kenyataannya, dalam 6 kali Pemilu Orde Baru, Golkar selalu
menjadi pemenang.
D.
KEHIDUPAN
POLITIK LUAR NEGERI
Mengabdikan diri kepada kepentingan nasional.Bertujuan
untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera, serta
melakukan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
a. Indonesia
Kembali menjadi Anggota PBB
Indonesia pernah menjadi anggota
PBB ke-60 tanggal 28 September 1950.
Keuntungan :
a. A.
Masalah Irian Barat dapat terselesaikan
b. B.
Terciptanya kerjasama Indonesia dengan badan-badan PBB dalam bidang
pembangunan.
Dalam perkembangannya,
Indonesia TIDAK PUAS dan akhirnya KELUAR tanggal 1 Januari 1965 karena terjadi
Konfrontasi dengan Malaysia.Akibatnya, ruang gerak Indonesia di dunia
internasional menjadi sempit dan dikucilkan. Sehinga pada MASA ORDE BARU,,
hubungan organisasi Internasional mulai diperbaiki. Atas dasar politik luar
negeri bebas-aktif,, Indonesia kembali menjadi anggota PBB tanggal 28 September
1966.
b. Indonesia
Aktif di PBB
Keaktifan Indonesia di PBB
ditunjukkan saat Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik, menjadi ketua
Majelis Umum PBB untuk masa sidang 1974.
c. Normalisasi Hubungan Indonesia-Malaysia
Normalisasinya
dimulai dengan dilaksanakannya perundingan di Bangkok pada tanggal 29 Mei – 1
Juni 1966.Pihak Indonesia diwakili oleh Menlu Adam Malik.Pihak Malaysia
diwakili oleh Tun Abdul Razak.Menghasilkan keputusan yang disebut Persetujuan
Bangkok (Bangkok Agreement), ditanda-tangani di Jakarta 11 Agustus 1966.
ISI
PERSETUJUAN BANGKOK:
·
Rakyat Sabah dan
Serawak memperoleh kesempatan untuk menegaskan kembali keputusan mereka
mengenai kedudukan kedua wilayah itu dalam Federasi Malaysia.
·
Pemerintah
Indonesia dan Malaysia menyetujui pemulihan hubungan diplomatik.
·
Indonesia dan
Malaysia menghentikan tindak permusuhan.
E.
PEMBANGUNAN
NASIONAL INDONESIA
Langkah
pertama yang diambil yaitu Menciptakan stabilitas nasional yang mantap, yang
meliputi stabilitas politik dan ekonomi.
Agar
tercapai stabilitas politik, maka tanggal 22 Februari 1967, Presiden Soekarno
menyerahkan kekuasaan kepada Letnan Jenderal Soeharto. Berdasar
ketetapan MPRS No.XXXIII/MPRS/1967, tanggal 12 Maret 1967, Letnan Jend.
Soeharto diambil sumpahnya dan dilantik sebagai Presiden RI.
Untuk melaksanakan pembangunan, Presiden Soeharto pada
tanggal 6 Juni 1968 membentuk Kabinet Pembangunan menggantikan Kabinet
Ampera.Sebelumnya, usaha stabilitas ekonomi dan keuangan pada Kabinet Ampera,
memiliki sasaran :
a. Pengendalian Inflasi
b. Pencukupan kebutuhan pangan dan sandang
c. Rehabilitasi pra-sarana ekonomi
d. Peningkatan kegiatan ekspor
Soeharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun
maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya
yang disebut dengan Pancakrida, yang meliputi:
a. Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi
b. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
c. Pelaksanaan Pemilihan Umum
d. Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September
e. Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan
daerah dari pengaruh PKI.
Pelaksanaannya
pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1. Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30
tahun
2. Jangka
pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun), merupakan
jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan
selalu saling berkaitan/berkesinambungan
Selama
masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu :
1. Pelita
I
Dilaksanakan pada 1 April 1969
hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru. Tujuan
Pelita I : Untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan
dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya.
2. Pelita
II
Dilaksanakan pada tanggal 1 April
1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan,
sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas
kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi
rata-rata mencapai 7% per tahun.
3. Pelita
III
Dilaksanakan pada tanggal 1 April
1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III pembangunan masih berdasarkan pada
Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang
dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan.
Delapan Jalur Pemerataan, yaitu:
•
Pemerataan pemenuhan
kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, dan perumahan.
•
Pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
•
Pemerataan pembagian
pendapatan
•
Pemerataan kesempatan
kerja
•
Pemerataan kesempatan
berusaha
•
Pemerataan kesempatan
berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum
perempuan
•
Pemerataan penyebaran
pembagunan di seluruh wilayah tanah air
•
Pemerataan kesempatan
memperoleh keadilan.
4. Pelita
IV
Dilaksanakan pada tanggal 1 April
1984 hingga 31 Maret 1989. Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin
industri sendiri.
5. Pelita
V
Dilaksanakan pada tanggal 1 April
1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri. Indonesia
memiki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8
% per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang
menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Pelita
VI
Dilaksanakan pada tanggal 1 April
1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor
ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi
dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis
moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena
krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian
menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
F.
KEKURANGAN SISTEM PEMERINTAHAN ORDE BARU
1.
Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
2.
Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah
sebagian besar disedot ke pusat
3.
Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan
pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
4.
Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
5.
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata
bagi si kaya dan si miskin)
6.
Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat
Tionghoa)
7.
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
8.
Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah
yang dibredel
9.
Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan
program "Penembakan Misterius"
10. Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke
pemerintah/presiden selanjutnya)
11. Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia
12. Menurunnya kualitas tentara
G. KELEBIHAN SISTEM PEMERINTAHAN ORDE BARU
1. Perkembangan
GDP per kapita Indonesia
yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari
AS$1.565
2. Sukses
transmigrasi
3. Sukses
KB
4. Sukses
memerangi buta huruf
5. Sukses
swasembada pangan
6. Pengangguran
minimum
7. Sukses
REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
8. Sukses
Gerakan Wajib Belajar
9. Sukses
Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
10. Sukses
keamanan dalam negeri
11. Investor
asing mau menanamkan modal di Indonesia
12. Sukses
menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
H.
PERKEMBANGAN
INDUSTRI-EKONOMI ORDE BARU
1. Industri di Indonesia
Kegiatan
industri yang diusahakan Indonesia dikelompokkan menjadi dua :
a. Industri
Pertanian
b. Industri
Non-Pertanian
Misalnya :
industri semen, besi-baja, perakitan kendaraan bermotor, elektronika, kapal
laut, pesawat terbang.
2. Potensi Agrobisnis
a. Indonesia memiliki sumber daya agroklimat yang
terlengkap di dunia, misal : agroklimat perairan, tropis, sub-tropis. Sehingga hampir
dipastikan semua komoditas agrobisnis dunia dapat dihasilkan di Indonesia.
b. b. Indonesia memiliki keaneka-ragaman sumber daya
hayati terbesar di dunia, misal : minyak kelapa, minyak sawit, karet, kakao,
perikanan.
c. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang besar
dengan berbagai keaneka-ragaman pendidikan.
d. Indonesia memiliki lembaga penelitian dan pengembangan
agrobisnis yang didukung SDM yang berkualitas.
e. Lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat yang
mempunyai pengetahuan membangun agrobisnis.
Pada
masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh
kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi
swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada
usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat
inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun
1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu
menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan
pemerintah. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut.
1. Stabilisasi dan Rehabilitasi
Ekonomi
2. Kerja Sama Luar Negeri
3. Pembangunan Nasional
I. RUNTUHNYA ORDE BARU
Kronologi
Jatuhnya Kekuasaan Orde Baru
·
22 Januari 1998 : Melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS hingga mencapai Rp16.000,00.
·
2 Februari 1998 : Presiden Soeharto
mengangkat Wiranto sebagai panglima ABRI.
·
10 Maret 1998 : Seoharto kembali
terpilih menjadi presiden yang ke-7 kalinya, di damping wakil presiden B.J
Habibie.
·
4 Mei 1998 : Harga bahan bakar
minyak naik hingga 71%.
·
9 Mei 1998 : Presiden Soeharto
berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan negara-negara berkembang.
·
12 Mei 1998 : Tragedi Trisakti, 4
orang mahasiswa Trisakti tewas.
·
13 Mei 1998 : Kerusuhan massa
terjadi di Jakarta dan Solo, Soeharto memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
·
14 Mei 1998 : Demonstrasi bertambah
besar hampir diselurh kota-kota besar di Indonesia.
·
18 Mei 1998 : Ketua MPR/DPR, ketua
umum Harmoko mengeluarkan pernyataan agar Soeharto mundur dari jabatannya,
mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR.
·
19 Mei 1998 : Presiden Soeharto
berbicara di depan TVRI ia menyatakan tidak akan mengundrukan diri tetapi akan
merombak cabinet dan membentuk Komite Reformasi.
·
20 Mei 1998 : Amien Ras membatalkan
rencana demonstrasi besar-besaran di Monas karena di jaga ketat.
·
21 Mei 1998 : Soeharto mengumumkan
pengunduran dirinya pukul 19.00 WIB, wakil presiden B.J Habibie menjadi
presiden yang baru.
Faktor yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan orde baru:
1.
Krisis Ekonomi dan Moneter
Pada waktu
krisis melanda Thailand, keadaan Indonesia masih baik. Inflasi rendah, ekspor
masih surplus sebesar US$ 900 juta dan cadangan devisa masih besar, lebih dari
US$ 20 B. Banyak perusahaan besar menggunakan hutang dalam US Dollar. Ini
merupakan cara yang menguntungkan ketika Rupiah masih kuat. Hutang dan bunga
tidak jadi masalah karena diimbangi kekuatan penghasilan Rupiah.
Akan tetapi,
setelah Thailand melepaskan kaitan Baht pada US Dollar, Indonesia sangat
merasakan dampak paling buruk. Hal ini disebabkan oleh rapuhnya fondasi
Indonesia dan banyaknya praktik KKN serta monopoli ekonomi. Pada tanggal 1 Juli
1997 nilai tukar rupiah turun dari Rp2.575,00 menjadi Rp2.603,00 per dollar
Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997 nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika mencapai Rp5.000,00 per dollar, bahkan pada bulan Maret 1998 telah
mencapai Rp16.000,00 per dollar Amerika Serikat.
Factor lain
yang menyebabkan krisis ekonomi di Indonesia adalah masalah utang luar negeri,
penyimpangan terhadap pasal 33 UUD 1945, dan pola pemerintahan yang
sentralistik.
a. Utang Luar Negeri
Indonesia
Utang luar
negeri Indonesia tidak sepenuhnya merupakan utang negara, tetapi sebagian
merupakan utang swasta. Utang yang menjadi tanggungan negara hingga 6 Februari
1998 yang disampaikan oleh Radius Prawira pada sidang Dewan Pemantapan
Ketahanan Ekonomi yang dipimpin oleh Presiden Soeharto di Bina Graha mencapai
63,462 milliar dollar AS, sedangkan utang pihak swasta mencapai 73,962 milliar
dollar AS.
b. Penyimpangan Pasal 33 UUD
1945
Dalam pasal
33 UUD 1945 tercantum bahwa dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh
semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakat ditafsirkan bukan merupakan kemakmuran orang per orang,
melainkan kemakmuran seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Sistem
ekonomi yang berkembang pada masa Orde Baru adalah sistem ekonomi kapitalis
yang dikuasai oleh para konglomerat dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoly,
dan diwarnai dengan korupsi dan kolusi.
c. Pola Pemerintahan
Sentralistis
Pemerintahan
Orde Baru dalam melaksanakan sistem pemerintahan bersifat sentralistis, artinya
semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat
pemerintahan (Jakarta), sehingga peranan pemerintah pusat sangat menentukan
dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Selain pada
bidang ekonomi, politik sentralistis ini juga dapat dilihat dari pola
pemeberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris. Disebut Jakarta-sentris karena
pemberitaan yang berasal dari Jakarta selalu menjadi berita utama. Jakarta
selalu dipandang sebagai pusat berita penting yang bernilai berita tinggi.
Berbagai peristiwa yang berlangsung di Jakarta atau yang melibatkan tokoh-tokoh
Jakarta dipandang sebagai berita penting dan berhak menempati halaman pertama.
2. Krisis Politik
Pada
dasarnya secara de jure (secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut
dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi ternyata secara de
facto (dalam kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa,
sehingga sebagian besar anggota MPR tersebut diangkat berdasarkan pada ikatan
kekeluargaan (nepotisme).
Mengakarnya
budaya KKN dalam tubuh birokrasi pemerintahan, menyebabkan proses pengawasan
dan pemberian mandataris kepemimpinan dari DPR dan MPR kepada presiden menjadi
tidak sempura. Unsure legislative yang sejatinya dilaksanakan oleh MPR dan DPR
dalam membuat dasar-dasar hukum dan haluan negara menjadi sepenuhnya dilakukan
oleh Presiden Soeharto. Karena keadaan tersebut, mahasiswa yang didukung oleh
dosen dan rektornya mengajukan tuntutan untuk mengganti presiden, reshuffle
cabinet, dan menggelar Sidang Istimewa MPR serta melaksanakan pemilu
secepatnya.
Salah satu
penyebab mundurnya Soeharto adalah melemahnya dukungan politik, yan telihat
dari pernyataan politik Kosgoro yang meminta Soeharto mundur. Pernyataan
Kosgoro pada tanggal 16 Mei 1998 tersebut diikuti dengan pernyataan Ketua Umum
Golkar, Harmoko yang pada saat itu juga menjabat sebagai ketua MPR/DPR Republik
Indonesia meminta Soeharto untuk mundur.
3. Krisis Kepercayaan
Dalam
pemerintahan Orde Baru berkembang KKN yang dilaksanakan secara terselubung
maupun secara terang-terangan. Hal terseut mengakibatkan munculnya
ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah dan ketidakpercayaan luar negeri
terhadap Indonesia.
Kepercayaan
masyarakt terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto berkurang setelah bangsa
Indonesia dilanda krisis multidimensi. Kemudian muncul bderbagai aksi damai
yang dilakukan oleh para masyarakat dan mahasiswa. Para mahasiswa semakin
gencar berdemonstrasi setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan
ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncaknya pada tanggal 12 Mei 1998 di
Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang semula damai berubah menjadi
aksi kekerasan setelah tertembaknya empat mahasiswa Trisakti, yaitu Elang Mulya
Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Sie, dan Hafidhin Royan.
4. Krisis Sosial
Ada dua
jenis aspirasi dalam masyarakat, yaitu mendukun Soeharto atau menuntut Seoharto
turun dari kursi kepresidenan. Kelompok yang menuntut Presiden Soeharto untuk
mundur diwakili oleh mahasiswa. Kelompok mahasiswa ini memiliki cita-cita
reformasi terhadap Indonesia. Organisasi yang mendukung mundurnya Presiden
Soeharto diantaranya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Forum
Kota (Forkot).
5. Krisis Hukum
Banyak
ketidakadilan yang terjadi dalam pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Oede
Baru. Seperti kekuasaan kehakiman yang dinyatakan pada pasal 24 UUD 1945 bahwa
kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan
pemerintah (eksekutif). Namun pada saat itu, kekuasaan kehakiman dibawah
kekuasaan eksekutif. Hakim juga sering dijadikan sebagai alat pembenaran atas
tindakan dan kebijakan pemerintah atau sering terjadi rekayasa dalam proses
peradilan, apabila peradilan itu menyangkut diri penguasa, keluarga kerabta,
atau para pejabat negara. Reformasi menghendaki penegakan hukum secara adil
bagi semua pihak sesuai dengan prinsip negara hukum.
SOAL
1.
Masa kepemimpinan nasional yang bertekad melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
merupakan pengertian dari... .
a. Orde
pembangunan d. Revolusi
b. Orde
baru e. Reformasi
c. Modernisasi jawaban: b
2.
Program kerja kabinet
Ampera dikenal dengan... .
a. Dwi
Karya d.
Panca Karya
b. Tri
Karya e. Sapta
Karya
c. Catur
Karya jawaban: c
3.
Berkaitan dengan penataan
politik luar negeri, Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada tanggal... .
a. 7
Januari 1965 d. 28
September 1966
b. 15
Januari 1966 e. 11 Agustus
1966
c. 17
Agustus 1966 jawaban: d
4.
Salah satu langkah yang
diambil kabinet Ampera adalah mengakhiri konflik dengan Malaysia pada
tanggal....
a. 7
Januari 1965 d. 28
September 1966
b. 15
Januari 1966 e. 11 Agustus
1966
c. 17
Agustus 1966 jawaban: e
5.
Berakhirnya konflik
Indonesia-Malaysia tertuang dalam... .
a. Persetujuan
Jakarta 1966 d. Persetujuan
Kuala Lumpur 1966
b. Deklarasi
Bangkok 1966 e. Deklarasi
Manila 1967
c. Persetujuan
Bangkok 1967 jawaban: c
6.
Kabinet yang dibentuk
untuk mengantikan kabinet Ampera adalah... .
a. Kabinet
Pembangunan d. Kabinet
gotong royong
b. Kabinet
Wilopo e.
Kabinet Indonesia bersatu
c. Kabinet
Ali I jawaban: a
7.
Tugas kabinet
Pembangunan disebut... .
a. Pancasila d. Pancawarga
b. Pancawarsa e. Pancausaha
c. Pancakrida jawaban: c
8.
Tugas kabinet
Pembangunan, kecuali... .
a. Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi
b. Pelaksanaan Pemilihan Umum
c. Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September
d. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
e. Memajukan
Indonesia
Jawaban:
e
9.
Kelebihan sistem orde
baru, kecuali... .
a. Sukses
transmigrasi
b. Sukses
KB
c. Sukses
memerangi buta huruf
d. Sukses
swasembada pangan
e. Sukses
ketahanan politik
Jawaban:
e
10. Kekurangan sistem pemerintahan orde baru, kecuali... .
a. Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
b. Bertambahnya kesenjangan sosial
c. Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
d. Menurunnya kualitas tentara
e. Meningkatnya kualitas pendidikan
1 komentar:
Mksh:)
Posting Komentar